Selasa, 11 April 2017

CONTOH PROPOSAL KUANTITATIF


HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SD NEGERI 18 BANDA ACEH



Proposal





Oleh:


RIZAWATI
NIM. 1206104040095













PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2016




DAFTAR ISI

JUDUL...........................................................................................................    i 
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................    ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
A.    Latar Belakang...................................................................................    1
B.     Rumusan Masalah..............................................................................    3         
C.     Tujuan Penelitian................................................................................    4
D.    Manfaat Penelitian.............................................................................    4
E.     Anggapan Dasar.................................................................................    5
F.      Hipotesis Penelitian............................................................................    5
G.    Landasan Teori...................................................................................    5
1.             Pengertian Interaksi Edukatif...................................................    5
2.             Belajar Mengajar Sebagai Interaksi Edukatif...........................    6
3.             Ciri-Ciri Interaksi Edukatif.......................................................    8
4.             Komponen Interaksi Edukatif..................................................    9
5.             Pengertian Hasil Belajar............................................................ 10
6.             Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.................... 11
H.    Metode Penelitian.............................................................................. 11
1.             Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................... 11
2.             Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 12
3.             Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 12
4.             Teknik Pengumpulan Data........................................................ 13
5.             Teknik Analisis Data................................................................. 14
6.             Jadwal Penelitian...................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 16



BAB I PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia, sekaligus tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu hubungan kemanusian melalui peranan-peranan individu di dalamnya yang diterapkan melalui proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta didik.Guru sebagai pendidik merupakan komponen terpenting dalam proses pembelajaran, karena guru berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Pemberian pembelajaran yang efektif dibutuhkan unsur-unsur sistematis seperti guru, siswa, tujuan pembelajaran, bahan ajar, model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan suasana kelas yang terbentukUsman (2008: 4) menyatakan bahwa:
proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Hubungan timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama berlangsungnya proses belajar mengajar.

Kesuksesan dalam kegiatan belajar-mengajar dapat dilihat dari hasilnya, tetapi harus tetap diperhatikan prosesnya. Pada proses inilah siswa akan melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar. Proses yang baik dan benar kemungkinan besar akan memberikan hasil yang baik pula (Sardiman:2007). Hasil belajar akan menjadi optimal jika ada interaksi edukatif yang baik di kelas. Interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan pengetahuan sebagai mediumnya, sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang bermakna dan kreatif. Dengan demikian siswa diharapkan lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan juga membuat prestasi belajar siswa menjadi lebih baik. Dimana hasil belajar menjadi titik ukur keberhasilan suatu proses belajar mengajar.
Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk melaksanakan tujuan pendidikan dan pengajaran atau lebih dikenal dengan istilah interaksi belajar-mengajar (Sardiman:2007). Interaksi edukatif unsur guru dan anak didik harus aktif, tidak mungkin terjadi proses interaksi edukatif bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam arti sikap, mental, dan perbuatan.
Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di SD Negeri 18 Banda Aceh tepatnya di kelas VI, penulis melihat kurangnya respon siswa terhadap materi pelajaran yang sudah dijelaskan guru, banyak diantara mereka yang tidak mampu menarik kesimpulan materi yang sudah mereka pelajari dan mereka juga tidak mengkomunikasikan apa yang kurang dimengerti, sehingga kegiatan pembelajaran yang terjadi hanya satu arah yaitu guru kepada siswa, seharusnya kegiatan interaksi dalam pembelajaran sesuai kurikulum 2013 harusnya terjadi secara jejaring dimana terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan teman-temannya sehingga tampak adanya hubungan timbal balik dalam proses pembelajaran.
Dari hasil observasi penulis juga melihat ada beberapa siswayang tidak mendengarkan penjelasan guru dengan baik, mereka sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Menurut penulis hal ini disebabkan oleh kurang terlaksananya kegiatan pembelajaran sesuai dengan komponen interaksi edukatif terutama dengan metode yang sudah guru rancang, sehingga dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung siswa terlihat kurang aktif. Dimana kegiatan yang berlangsung yaitu mendengarkan penjelasan gurru, menyalin materi dan mengerjakan soal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya variasi metode belajar yang dilaksanakan sehingga siswa terlihat bosan dan kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dari paparan hasil observasi terlihat bahwa interaksi edukatif dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung tidak berjalan sebagaiman mestinya.
Dalam hal ini penulis merasa perlu dilakukan penelitian terhadap interaksi edukatif karena interaksi edukatif merupakan suatu proses komunikasi dua arah antara guru dan peserta didik yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk mencapai tujuan pedidikan dan pengajaran. Jika interaksi edukatif berjalan dengan baik, maka siswa akan menyerap informasi tentang materi pembelajaran sesuai dengan yang guru harapkan. Iinteraksi edukatif yang baik akan memudahkan siswa dalam memahami penjelasan yang guru berikan. Sehingga kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Dari uraian diatas penulis hanya menemukan beberapa komponen interaksi edukatif yang tidak berjalan dengan semestinya. Untuk mengetahui bagaimana interaksi edukatif yang terjadi maka penulis melakukan penelitian secara keseluruhan dari komponen-komponen interaksi edukatif guru yang baik. Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian adalah semua komponen-komponen interaksi edukatif yang tercantum dalam teori Khadijah (2013:10) yaitu: 1)tujuan; 2)bahan pelajaran; 3)metode; 4)alat; 5)kegiatan belajar mengajar; 6)sumber belajar dan 7)evaluasi.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaiman “Hubungan antara interaksi edukatif dengan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 18 Banda Aceh”.
1.2              Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat hubungan antara interaksi edukatif guru dengan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 18 Banda Aceh”.

1.3          Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalahnya maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara interaksi edukatif guru dengan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 18 Banda Aceh.

1.4              Manfaat Penelitian
1)    Manfaat Teoretis
a.         Menjadi bahan rujukan dan bahan informasi untuk penelitian yang sejenis pada masa yang akan datang.
b.         Memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya tentang hubungan interaksi edukatif guru dengan hasil belajar siswa.
2)    Manfaat Praktis
a.         Sebagai informasi tentang interaksi edukatif bagi para pendidik.
b.         Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan proses interaksi edukatif dalam pembelajaran.
c.         Dengan adanya penelitian ini menambah wawasan atau pengetahuan bagi penulis dan pihak lain.

1          1.5       Anggapan Dasar
Anggapan dasar merupakan asumsi yang harus diberikan terhadap rumusan masalah (Arikunto;2010). Oleh karenaa itu yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah “adanya hubungan antara interaksi edukatif guru dengan hasil belajar siswa”.

1.6              Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:96) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Maka adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
: Tidak ada hubungan antara interaksi edukatif guru dengan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 18 Banda Aceh.
: Ada hubungan antara interaksi edukatif guru dengan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 18 Banda Aceh.


  BAB II LANDASAN TEORETIS
2.1              Interaksi Edukatif
2.1.1        Pengertian Interaksi Edukatif
Manusia adalah makhluk inidividu dan makhluk sosial yang bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lainnya karena secara kodratnya manusia akan selalu hidup bersama. Sehingga kehidupan manusia selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesamanya, maupun interaksi dengan Tuhannya, baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Dari berbagai bentuk interaksi, khususnya mengenai interaksi yang disengaja, ada istilah interaksi edukatif.
Istilah interaksi pada umumnya adalah suatu hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lainnya yang terjadi pada lingkungan masyarakat atau selain lingkungan masyarakat. Interaksi Edukatif di kelas dalam pendidikan adalah hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa dalam suatu tempat belajar mengajar untuk membentuk kepribadian. Dalam proses pembelajaran komunikasi merupakan hal yang sangat penting. komunikasi dalam proses pembelajaran tersebut melibatkan dua komponen, yakni guru sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Cara belajar sangat dipengaruhi oleh cara berinteraksi di dalam kelas maupun di rumah dan dalam masyarakat yang lebih luas. Guru perlu mengetahui bagaimana cara menciptakan kelas yang penuh dengan informasi dan mendorong terciptanya kerjasama dengan lingkungan (Herlina dalam Nova, 2015). Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk melaksanakan tujuan pendidikan dan pengajaran atau lebih dikenal dengan istilah interaksi belajar-mengajar. Sehubungan dengan pengertian interaksi edukatif, dalam hal ini dijelaskan oleh beberapa pendapat berikut:
a.                  Menurut Sardiman, A.M (2007:1) “interaksi edukatif merupakan interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran”.
b.                  Menurut Khadijah, M.Ag (2013:8) “interaksi edukatif adalah interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar mengandung suatu arti adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar yang mengajar dengan warga belajar (siswa, anak didik/subjek belajar) yang melaksanakan kegiatan belajar”.
c.                  Chalijah Hasan dalam Khadijah (2013:8) “interaksi edukatif adalah proses dimana berlangsungnya situasi tertentu ada interaksi pendidik dengan peserta didik untuk saling berkomunikasi dengan sengaja dan direncanakan”.
d.                 Djamarah (2005:11) “interaksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik dengan sejumlah norma sebagai medium untuk mencapai tujuan pendidikan”.
e.                  Achmadi dan Ruryadi (Djamarah, 2005:11) “interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan”.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi edukatif merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subjek pokoknya yang mempunyai tujuan mendidik ataupun mencapai suatu tujuan pendidikan. Interaksi edukatif secara spesifik merupakan proses atau interaksi belajar mengajar (Sardiman:2010).

2.2              Interaksi Belajar Mengajar sebagai Interaksi Edukatif
Belajar mengajar adalah suatu proses yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan. Proses belajar mengajar akan berhasil bila hasilnya mampu membawa perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap dalam diri siswa atau anak didik (Djamarah, 2005:12). Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengaja. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang.
Dalam sistem pengajaran  guru secara sadar berusaha untuk mengubah tingkah laku, sikap, dan perbuatan anak didik menjadi lebih baik, dewasa, dan dan bersusila yang cakap adalah sikap dan tingkah laku guru yang bernilai eduktaif. Dalam interaksi edukatif unsur guru dan siswa harus aktif. Sebagaimana yang dinyatakan Edi Suardi dalam Sardiman (2007:15-17) bahwa ciri-ciri interaksi edukatif sebagai proses belajar mengajar sebagai berikut: 1)Interaksi belajar-mengajar memiliki tujuan; 2)Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncana; 3)Interaksi belajar-mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus; 4)Ditandai dengan adanya aktivitas siswa; 5)Dalam interaksi belajar-mengajar, guru berperan sebagai pembimbing; 6)Didalam interaksi belajar-mengajar dibutuhkan disiplin; 7)Ada batas waktu.
Dengan demikian Interaksi guru dengan siswa bukan hanya dalam penguasaan bahan ajar, tetapi juga dalam penerimaan nilai-nilai, pengembangan sikap, serta dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekadar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.

2.3              Ciri-Ciri Interaksi Edukatif
Menurut Djamarah (2005:15) ciri- ciri interaksi edukatif sebagai berikut:
1.             Interaksi edukatif mempunyai tujuan
2.             Mempunyai prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan
3.             Interaksi edukatif ditandai dengn penggarapan materi khusus
4.             Dintandai dengan aktivitas anak didik
5.             Guru berperan sebagai pembimbing
6.             Interaksi edukatif membutuhkan disiplin
7.             Mempunyai batas waktu
8.             Diakhiri dengan evaluasi

Adapun Ciri-ciri interaksi edukatif menurut Sardiman (2007:13) adalah sebagai berikut:
1.             Ada tujuan yang ingin dicapai
2.             Ada bahan/pesan yang menjadi isi interaksi
3.             Ada pelajar yang aktif mengalami
4.             Ada guru yang melaksanakan
5.             Ada metode untuk mencapai tujuan
6.             Ada situasi yang memungkinkan proses belajar-mengajar berjalan dengan baik.
7.             Ada penilaian terhadap hasil interaksi

Suardi (Djamarah, 2010) merincikan ciri-ciri interaksi edukatif sebagai berikut :

1.             Interaksi belajar-mengajar memiliki suatu tujuan, yakni untuk membantu siswa dalam suatu perkembangan
2.             Ada suatu prosedur jalannya interaksi yang didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
3.             Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus;
4.             Ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Siswa merupakan sentral, maka aktivitas siswa merupakan syarat bagi berlangsungnya belajar mengajar
5.             Dalam interaksi belajarmengajar, guru berperan sebagai pembimbing
6.             Didalam interaksi belajar-mengajar dibutuhkan disiplin
7.             Ada batas waktu.

Dengan demikian, ciri-ciri interaksi edukatif itu sebenarnya senada dengan ciri-ciri interaksi belajar mengajar. Memang kalau dilihat secara spesifik dalam kegiatan pengajaran, apa yang dikatakan interaksi edukatif itu akan berlangsung dengan kegiatan interaksi belajar-mengajar. Bila terjadi proses belajar-mengajar, maka bersama ini pula terjadi proses interaksi edukatif. Kalau sudah terjadi suatu proses/saling berinteraksi, antara yang mengajar dengan yang belajar untuk mendidik maka sudah berada pada interaksi edukatif sebab secara sengaja proses belajar mengajar di rencanakan sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pendidikan.

2.4              Komponen-Komponen Interaksi Edukatif
Dalam proses belajar- mengajar sebagai suatu sistem interaksi, maka kita akan dihadapkan kepada sejumlah komponen-komponen. Tanpa adanya komponen-komponen tersebut sebenarnya tidak akan terjadi proses interaksi edukatif antara guru dengan anak didik. Berikut adalah komponen-komponen interaksi edukatif menurut Chalijah Hasan dalam Khadijah (2013:10) :
a.              Tujuan
Tujuan dapat memberikan arah yang jelas dan pasti kemana kegiatan pembelajaran dibawa oleh guru. Kegiatan interaksi edukatif tidak akan terlepas dari perumusan tujuan pembelajaran. Tujuan mempunyai arti penting dalam kegiatan interaksi edukatif. Tujuan dapat memberikan arah yang jelas dan pasti kemana kegiatan pembelajaran akan dibawa oleh guru. Dengan berpedoman pada tujuan guru dapat menyelesaikan tindakan mana yang harus dilakukan dan tindakan mana yang harus ditinggalkan. Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dapat diketahui dari penguasaan anak didik terhadap bahan yang diberikan selama kegiatan interaksi edukatif berlangsung.
b.             Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran harus disesuaikan dengan kondisi tingkatan murid yang akan menerima pelajaran. Selain itu bahan pelajaran mutlak harus dikuasai guru dengan baik. Bahan merupakan substansi yang akan disampaikan dalam proses interaksi edukatif. Tanpa bahan pelajaran proses interaksi edukatif tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar mutlak mempelajari, mempersiapkan dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada anak didik.
c.              Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode memiliki kelebihan dan kelemahan, menuntut guru untuk mengunakan metode yang bervariasi. Beberapa faktor yang harus guru perhatikan dalam penggunaan beberapa metode pengajaran yaitu tujuan yang berbagai jenis dan fugsinya, anak didik berbagai tingkat kematangannya, situasi dengan berbagai keadaannya, fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya, serta pribadi guru dengan kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
d.             Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Alat tidak hanya digunakan sebagai pelengkap, tetapi juga sebagai pembantu dan mempermudah usaha mencapai tujuan.
e.              Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Disini perlu diperhatikan guru dalam pengelolaan pengajaran dan pengelolaan kelas adalah perbedaan anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis.
f.              Sumber
Sumber belajar dapat diperoleh di sekolah, di halaman, dipusat kota, di pedesaan dan sebagainya. Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali, ada dimana-mana di sekolah, di halaman, dipusat kota, di pedesaan dan sebagainya. Pemanfaatan sumbersumber pengajaran tersebut tergantung pada kreatifitas guru, waktu, biaya, serta kebijakankebijakan lainnya. Dari berbagai sumber tersebut dipakai dalam proses interaksi edukatif.
g.             Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan anak didik dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan menggunakan instrumen penggali data seperti tes perbuatan, tes tulis dan tes lisan. Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan anak didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan, memungkinkan guru menilai aktifitas/pengalaman yang didapat dan menilai metode mengajar yang dipergunakan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola interaksi belajar mengajar guru harus memiliki kemampuan mendesain program, menguasai materi pelajaran, mampu menyampaikan materi dengan baik, mampu menciptakan kondisi kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan media dan memilih sumber, memahami cara atau metode yang digunakan, memiliki keterampilan mengkomunikasikan program serta memahami landasan-landasan pendidikan sebagai dasar bertindak.

2.5              Hasil Belajar
Proses perubahan prilaku baik perubahan yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap dan bahkan segala aspek yang ada pada pribadi berkat pengalaman dan latihan itu merupakan belajar (Djamarah & Zain, 2010:10).
Menurut Abdillah (dalam Aunurrahman, 2011:35) mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”.
Adapun perubahan prilaku sebagai akibat belajar merupakan hasil belajar. Sebagaimana Sudjana (2005:3) hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang telah terjadi melalui proses pembelajaran. Perubahan tingkah laku tersebut berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah aktifitas belajar yang menjadi hasil perolehan belajar. Dengan demikian hasil belajar merupakan perubahan pada individu setelah mengalami pembelajaran.
Menurut Sukmadinata (2003:102) hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran kecakapan–kecakapan potensial atau kapasitas yang di miliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik prilaku dalam penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir ataupun keterampilan motorik. Hampir sebagaian terbesar dari kegiatan atau prilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Sudjana (2005:22) mengemukakan bahwa, “hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan hasil merupakan perubahan yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif berkaitan dengan pengetahuan, afektif berkaitan dengan sikap atau prilaku siswa dan psikomotor berkaitan dengan ketrampilan yang dimilikinya.

2.6              Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran dapat menentukan kesuksesan siswa dalam belajar, sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Sebagaimana yang dikemukakan Slameto (2010:54) ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yaitu: Faktor ekstern (yang berasal dari luar diri siswa) dan intern (dari dalam diri siwa). Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu seperti lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, sedangan faktor intern yaitu tiga tahap bagian yaitu faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani), faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh) dan faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, keterampilan dan kesiapan belajar). Faktor tersebut berdampak dan berpengaruh terhadap prestasi belajar.




BAB III METODE PENELITIAN
3.1              Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Hal ini disebabkan karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2009:13). Jenis penelitian menggunakan jenis korelasi yang bertujuan untuk melihat hubungan antara interaksi guru dengan hasil belajar siswa.

3.2              Populasi dan Sampel Penelitian
Sugiyono (2009:117) mengatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi bukan hanya orang tetapi juga benda lainnya. Maka berdasarkan pengertian tersebut yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri 18 Banda Aceh.
Adapun menurut Sugiyono (2009:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Karena teknik sampling yang akan digunakan adalah sampling jenuh maka semua anggota populasi dijadikan sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang (Sugiyono, 2009:125). Adapun siswa kelas VI SD Negeri 18 Banda Aceh berjumlah 27 Siswa.

3.3              Teknik Pengumpulan Data
Adapun untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan cara:
1.             Observasi
Dalam observasi ini peneliti memilih sebagai Observasi Nonpartisipan sehingga pada penelitian ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen, dalam hal ini peneliti mencatat, menganalisis, dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang interaksi edukatif guru dengan siswa.
2.             Kuesioner (Angket)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009:199). Pemberian angket digunakan untuk memperoleh data dan informasi tentang pengaruh interaksi guru dengan siswa  menggunakan angket berisi pernyataan/pertanyaan tertutup.

3.4              Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2009:214) untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen maka menggunakan rumus korelasi product moment :

Dimana:

Menurut sugiyono (2009:257) pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi berdasarkan table berikut:

Interval Korelasi
Tingkat hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0, 599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat




DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.
Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Djamarah, M.Ag. 2005.Guru dan Anak Dalam Interaksi Edukatif, jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Djufri, M.Si dkk. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi, Banda Aceh: FKIP Unsyiah.
Khadijah M.Ag. 2013. Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Citapustaka Media.
Sukmadinata, Syaodih.,Nana. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Slameto,  2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi,  Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman A.M. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:Alfabeta
Usman, Moh Uzer. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar