HUBUNGAN
ANTARA INTERAKSI EDUKATIF GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SD NEGERI 18 BANDA ACEH
Proposal
Oleh:
RIZAWATI
NIM.
1206104040095
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
BANDA
ACEH
2016
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................................... i
LEMBAR
PENGESAHAN........................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
A.
Latar
Belakang................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.............................................................................. 3
C.
Tujuan
Penelitian................................................................................ 4
D.
Manfaat
Penelitian............................................................................. 4
E.
Anggapan
Dasar................................................................................. 5
F.
Hipotesis
Penelitian............................................................................ 5
G.
Landasan
Teori................................................................................... 5
1.
Pengertian
Interaksi Edukatif................................................... 5
2.
Belajar
Mengajar Sebagai Interaksi Edukatif........................... 6
3.
Ciri-Ciri
Interaksi Edukatif....................................................... 8
4.
Komponen
Interaksi Edukatif.................................................. 9
5.
Pengertian
Hasil Belajar............................................................ 10
6.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.................... 11
H.
Metode
Penelitian.............................................................................. 11
1.
Pendekatan
dan Jenis Penelitian............................................... 11
2.
Lokasi
dan Waktu Penelitian.................................................... 12
3.
Populasi
dan Sampel Penelitian................................................ 12
4.
Teknik
Pengumpulan Data........................................................ 13
5.
Teknik
Analisis Data................................................................. 14
6.
Jadwal
Penelitian...................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
adalah salah satu bentuk interaksi manusia, sekaligus tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku
melalui suatu hubungan kemanusian melalui peranan-peranan individu di dalamnya
yang diterapkan melalui proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta
didik.Guru sebagai pendidik merupakan komponen terpenting dalam proses
pembelajaran, karena guru berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan
objek belajar. Pemberian pembelajaran yang efektif dibutuhkan unsur-unsur sistematis seperti guru, siswa,
tujuan pembelajaran, bahan ajar, model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan suasana kelas yang terbentuk. Usman
(2008: 4) menyatakan bahwa:
proses
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan
guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Hubungan timbal balik antara guru dan
siswa merupakan syarat utama berlangsungnya proses belajar mengajar.
Kesuksesan
dalam kegiatan belajar-mengajar dapat dilihat dari hasilnya, tetapi harus tetap
diperhatikan prosesnya. Pada proses inilah siswa akan melakukan aktivitas
kegiatan belajar mengajar. Proses yang baik dan benar kemungkinan besar akan
memberikan hasil yang baik pula (Sardiman:2007). Hasil
belajar akan menjadi optimal jika ada interaksi edukatif yang baik di kelas.
Interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan pengetahuan
sebagai mediumnya, sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang bermakna dan
kreatif. Dengan demikian siswa diharapkan lebih aktif dalam kegiatan belajar
mengajar dan juga membuat prestasi belajar siswa menjadi lebih baik. Dimana
hasil belajar menjadi titik ukur
keberhasilan suatu proses belajar mengajar.
Interaksi
edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk
melaksanakan tujuan pendidikan dan pengajaran atau lebih dikenal dengan istilah
interaksi belajar-mengajar (Sardiman:2007). Interaksi edukatif unsur guru dan
anak didik harus aktif, tidak mungkin terjadi proses interaksi edukatif bila
hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam arti sikap, mental, dan perbuatan.
Berdasarkan
hasil observasi awal yang penulis lakukan di SD Negeri 18 Banda Aceh tepatnya
di kelas VI, penulis melihat kurangnya respon siswa terhadap materi pelajaran
yang sudah dijelaskan guru, banyak diantara mereka yang tidak mampu menarik
kesimpulan materi yang sudah mereka pelajari dan mereka juga tidak mengkomunikasikan
apa yang kurang dimengerti, sehingga kegiatan pembelajaran yang terjadi hanya
satu arah yaitu guru kepada siswa, seharusnya kegiatan interaksi dalam
pembelajaran sesuai kurikulum 2013 harusnya terjadi secara jejaring dimana
terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa
dengan teman-temannya sehingga tampak adanya hubungan timbal balik dalam proses
pembelajaran.
Dari
hasil observasi penulis juga melihat ada beberapa siswayang tidak mendengarkan
penjelasan guru dengan baik, mereka sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
Menurut penulis hal ini disebabkan oleh kurang terlaksananya kegiatan
pembelajaran sesuai dengan komponen interaksi edukatif terutama dengan metode
yang sudah guru rancang, sehingga dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung
siswa terlihat kurang aktif. Dimana kegiatan yang berlangsung yaitu
mendengarkan penjelasan gurru, menyalin materi dan mengerjakan soal. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya variasi metode belajar yang dilaksanakan sehingga
siswa terlihat bosan dan kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Dari paparan hasil observasi terlihat bahwa interaksi edukatif
dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung tidak berjalan sebagaiman
mestinya.
Dalam
hal ini penulis merasa perlu dilakukan penelitian terhadap interaksi edukatif
karena interaksi edukatif merupakan suatu proses komunikasi dua arah antara
guru dan peserta didik yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk mencapai
tujuan pedidikan dan pengajaran. Jika interaksi edukatif berjalan dengan baik,
maka siswa akan menyerap informasi tentang materi pembelajaran sesuai dengan
yang guru harapkan. Iinteraksi edukatif yang baik akan memudahkan siswa dalam
memahami penjelasan yang guru berikan. Sehingga kompetensi yang diharapkan dalam
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Dari
uraian diatas penulis hanya menemukan beberapa komponen interaksi edukatif yang
tidak berjalan dengan semestinya. Untuk mengetahui bagaimana interaksi edukatif
yang terjadi maka penulis melakukan penelitian secara keseluruhan dari
komponen-komponen interaksi edukatif guru yang baik. Adapun yang menjadi ruang
lingkup dalam penelitian adalah semua komponen-komponen interaksi edukatif yang
tercantum dalam teori Khadijah (2013:10) yaitu: 1)tujuan; 2)bahan pelajaran;
3)metode; 4)alat; 5)kegiatan belajar mengajar; 6)sumber belajar dan 7)evaluasi.
Berdasarkan
uraian tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaiman “Hubungan
antara interaksi edukatif dengan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 18 Banda
Aceh”.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat hubungan antara interaksi edukatif guru dengan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 18 Banda Aceh”.
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalahnya maka tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara interaksi edukatif guru
dengan hasil
belajar siswa kelas VI SD Negeri 18 Banda Aceh.
1.4
Manfaat Penelitian
1)
Manfaat Teoretis
a.
Menjadi bahan rujukan dan bahan
informasi untuk penelitian yang sejenis pada masa yang akan datang.
b.
Memperkaya ilmu pengetahuan dalam
bidang pendidikan, khususnya tentang hubungan interaksi edukatif guru dengan hasil belajar siswa.
2)
Manfaat Praktis
a.
Sebagai informasi tentang interaksi edukatif bagi para pendidik.
b.
Sebagai sumbangan pemikiran dalam
rangka meningkatkan proses interaksi edukatif dalam pembelajaran.
c.
Dengan adanya penelitian ini
menambah wawasan atau pengetahuan bagi penulis dan pihak lain.
1 1.5 Anggapan Dasar
Anggapan dasar merupakan asumsi yang harus diberikan
terhadap rumusan masalah (Arikunto;2010). Oleh karenaa itu yang menjadi
anggapan dasar dalam penelitian ini adalah “adanya
hubungan antara interaksi edukatif
guru dengan hasil
belajar siswa”.
1.6
Hipotesis Penelitian
Menurut
Sugiyono (2009:96) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan”. Maka adapun yang menjadi hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
BAB II LANDASAN TEORETIS
2.1
Interaksi Edukatif
2.1.1
Pengertian Interaksi Edukatif
Manusia adalah makhluk inidividu dan makhluk sosial yang bagaimanapun juga
tidak dapat terlepas dari individu yang lainnya karena secara kodratnya manusia
akan selalu hidup bersama. Sehingga kehidupan manusia selalu dibarengi dengan
proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan,
interaksi dengan sesamanya, maupun interaksi dengan Tuhannya, baik itu
disengaja maupun tidak disengaja. Dari berbagai bentuk interaksi, khususnya
mengenai interaksi yang disengaja, ada istilah interaksi edukatif.
Istilah interaksi pada umumnya adalah suatu hubungan timbal balik antara
individu yang satu dengan individu yang lainnya yang terjadi pada lingkungan
masyarakat atau selain lingkungan masyarakat. Interaksi Edukatif di kelas dalam
pendidikan adalah hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa
dalam suatu tempat belajar mengajar untuk membentuk kepribadian. Dalam proses
pembelajaran komunikasi merupakan hal yang sangat penting. komunikasi dalam
proses pembelajaran tersebut melibatkan dua komponen, yakni guru sebagai
komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Cara belajar sangat dipengaruhi oleh
cara berinteraksi di dalam kelas maupun di rumah dan dalam masyarakat yang
lebih luas. Guru perlu mengetahui bagaimana cara menciptakan kelas yang penuh
dengan informasi dan mendorong terciptanya kerjasama dengan lingkungan (Herlina
dalam Nova, 2015). Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu
ikatan untuk melaksanakan tujuan pendidikan dan pengajaran atau lebih dikenal
dengan istilah interaksi belajar-mengajar. Sehubungan dengan pengertian
interaksi edukatif, dalam hal ini dijelaskan oleh beberapa pendapat berikut:
a.
Menurut Sardiman,
A.M (2007:1) “interaksi edukatif merupakan interaksi yang berlangsung dalam
suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran”.
b.
Menurut Khadijah,
M.Ag (2013:8) “interaksi edukatif adalah interaksi belajar mengajar. Interaksi
belajar mengajar mengandung suatu arti adanya kegiatan interaksi dari tenaga
pengajar yang mengajar dengan warga belajar (siswa, anak didik/subjek belajar)
yang melaksanakan kegiatan belajar”.
c.
Chalijah Hasan
dalam Khadijah (2013:8) “interaksi edukatif adalah proses dimana berlangsungnya
situasi tertentu ada interaksi pendidik dengan peserta didik untuk saling
berkomunikasi dengan sengaja dan direncanakan”.
d.
Djamarah (2005:11)
“interaksi edukatif merupakan hubungan dua arah antara guru dan anak didik
dengan sejumlah norma sebagai medium untuk mencapai tujuan pendidikan”.
e.
Achmadi dan Ruryadi
(Djamarah, 2005:11) “interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif
dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan
pendidikan”.
Berdasarkan
beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi edukatif merupakan
proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak
yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subjek
pokoknya yang mempunyai tujuan mendidik ataupun mencapai suatu tujuan
pendidikan. Interaksi edukatif secara spesifik
merupakan proses atau interaksi belajar mengajar (Sardiman:2010).
2.2
Interaksi Belajar Mengajar sebagai
Interaksi Edukatif
Belajar
mengajar adalah suatu proses yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan. Proses
belajar mengajar akan berhasil bila hasilnya mampu membawa perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap dalam diri siswa atau anak didik (Djamarah, 2005:12). Proses
belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada
pengertian mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu
kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang
mengaja. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang
saling menunjang.
Dalam sistem pengajaran
guru secara sadar berusaha untuk mengubah tingkah laku, sikap, dan
perbuatan anak didik menjadi lebih baik, dewasa, dan dan bersusila yang cakap
adalah sikap dan tingkah laku guru yang bernilai eduktaif. Dalam interaksi
edukatif unsur guru dan siswa harus aktif. Sebagaimana yang dinyatakan Edi
Suardi dalam Sardiman (2007:15-17) bahwa ciri-ciri interaksi edukatif sebagai
proses belajar mengajar sebagai berikut: 1)Interaksi belajar-mengajar memiliki tujuan; 2)Ada suatu prosedur
(jalannya interaksi) yang direncana; 3)Interaksi belajar-mengajar ditandai dengan
satu penggarapan materi yang khusus; 4)Ditandai dengan adanya aktivitas siswa;
5)Dalam interaksi belajar-mengajar, guru berperan sebagai pembimbing;
6)Didalam interaksi belajar-mengajar
dibutuhkan disiplin; 7)Ada batas waktu.
Dengan demikian Interaksi guru dengan siswa bukan hanya
dalam penguasaan bahan ajar, tetapi juga dalam penerimaan nilai-nilai,
pengembangan sikap, serta dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi
oleh siswa. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar
mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekadar hubungan antara guru dengan
siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian
pesan berupa materi
pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
2.3
Ciri-Ciri Interaksi Edukatif
Menurut Djamarah (2005:15) ciri- ciri interaksi edukatif
sebagai berikut:
1.
Interaksi edukatif mempunyai tujuan
2.
Mempunyai prosedur yang direncanakan untuk mencapai
tujuan
3.
Interaksi edukatif ditandai dengn penggarapan materi
khusus
4.
Dintandai dengan aktivitas anak didik
5.
Guru berperan sebagai pembimbing
6.
Interaksi edukatif membutuhkan disiplin
7.
Mempunyai batas waktu
8.
Diakhiri dengan evaluasi
Adapun Ciri-ciri interaksi edukatif menurut Sardiman
(2007:13) adalah sebagai berikut:
1.
Ada tujuan yang ingin dicapai
2.
Ada bahan/pesan yang menjadi isi interaksi
3.
Ada pelajar yang aktif mengalami
4.
Ada guru yang melaksanakan
5.
Ada metode untuk mencapai tujuan
6.
Ada situasi yang memungkinkan proses belajar-mengajar
berjalan dengan baik.
7.
Ada penilaian terhadap hasil interaksi
Suardi (Djamarah, 2010) merincikan ciri-ciri interaksi edukatif sebagai
berikut :
1.
Interaksi belajar-mengajar memiliki suatu tujuan, yakni
untuk membantu siswa dalam suatu perkembangan
2.
Ada suatu prosedur jalannya interaksi yang didesain untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
3.
Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu
penggarapan materi yang khusus;
4.
Ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Siswa merupakan
sentral, maka aktivitas siswa merupakan syarat bagi berlangsungnya belajar
mengajar
5.
Dalam interaksi belajarmengajar, guru berperan sebagai
pembimbing
6.
Didalam interaksi belajar-mengajar dibutuhkan disiplin
7.
Ada batas waktu.
Dengan
demikian, ciri-ciri interaksi edukatif
itu sebenarnya senada dengan ciri-ciri interaksi belajar mengajar. Memang kalau dilihat secara
spesifik dalam kegiatan pengajaran, apa yang dikatakan interaksi edukatif itu
akan berlangsung dengan kegiatan interaksi belajar-mengajar. Bila terjadi
proses belajar-mengajar, maka bersama ini pula terjadi proses interaksi edukatif.
Kalau sudah terjadi suatu proses/saling berinteraksi, antara yang mengajar
dengan yang belajar untuk mendidik
maka sudah berada pada interaksi edukatif
sebab secara sengaja proses belajar mengajar
di rencanakan sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pendidikan.
2.4
Komponen-Komponen Interaksi Edukatif
Dalam proses belajar- mengajar sebagai suatu sistem
interaksi, maka kita akan dihadapkan kepada sejumlah komponen-komponen. Tanpa
adanya komponen-komponen tersebut sebenarnya tidak akan terjadi proses
interaksi edukatif antara guru dengan anak didik. Berikut adalah
komponen-komponen interaksi edukatif menurut Chalijah Hasan dalam Khadijah
(2013:10) :
a.
Tujuan
Tujuan dapat memberikan arah yang jelas dan pasti
kemana kegiatan pembelajaran dibawa oleh guru. Kegiatan interaksi edukatif tidak akan terlepas dari perumusan tujuan
pembelajaran. Tujuan mempunyai arti penting dalam kegiatan interaksi edukatif.
Tujuan dapat memberikan arah yang jelas dan pasti kemana kegiatan pembelajaran
akan dibawa oleh guru. Dengan berpedoman pada tujuan guru dapat menyelesaikan
tindakan mana yang harus dilakukan dan tindakan mana yang harus ditinggalkan. Tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran dapat diketahui dari penguasaan anak didik
terhadap bahan yang diberikan selama kegiatan interaksi edukatif berlangsung.
b.
Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran harus disesuaikan dengan kondisi
tingkatan murid yang akan menerima pelajaran. Selain itu bahan pelajaran mutlak
harus dikuasai guru dengan baik.
Bahan merupakan substansi yang akan disampaikan dalam proses interaksi
edukatif. Tanpa bahan pelajaran proses interaksi edukatif tidak akan berjalan.
Karena itu, guru yang akan mengajar mutlak mempelajari, mempersiapkan dan
menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada anak didik.
c.
Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode
memiliki kelebihan dan kelemahan, menuntut guru untuk mengunakan metode yang
bervariasi. Beberapa faktor yang harus guru perhatikan dalam penggunaan beberapa
metode pengajaran yaitu tujuan yang berbagai jenis dan fugsinya, anak didik
berbagai tingkat kematangannya, situasi dengan berbagai keadaannya, fasilitas
dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya, serta pribadi guru dengan kemampuan
profesionalnya yang berbeda-beda.
d.
Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Alat tidak hanya digunakan sebagai pelengkap, tetapi juga sebagai
pembantu dan mempermudah usaha mencapai tujuan.
e.
Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti
kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang diprogramkan akan dilaksanakan
dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan
belajar mengajar merupakan inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang
telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Disini
perlu diperhatikan guru dalam pengelolaan pengajaran dan pengelolaan kelas
adalah perbedaan anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis.
f.
Sumber
Sumber belajar dapat diperoleh di sekolah, di
halaman, dipusat kota, di pedesaan dan sebagainya. Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali, ada
dimana-mana di sekolah, di halaman, dipusat kota, di pedesaan dan sebagainya.
Pemanfaatan sumbersumber pengajaran tersebut tergantung pada kreatifitas guru,
waktu, biaya, serta kebijakankebijakan lainnya. Dari berbagai sumber tersebut
dipakai dalam proses interaksi edukatif.
g.
Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan anak didik dalam belajar dan
keberhasilan guru dalam mengajar. Pelaksanaan
evaluasi dilakukan oleh guru dengan menggunakan instrumen penggali data seperti
tes perbuatan, tes tulis dan tes lisan. Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan
data-data yang membuktikan taraf kemajuan anak didik dalam mencapai tujuan yang
diharapkan, memungkinkan guru menilai aktifitas/pengalaman yang didapat dan
menilai metode mengajar yang dipergunakan.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola interaksi belajar mengajar guru harus
memiliki kemampuan mendesain program, menguasai materi pelajaran, mampu menyampaikan materi dengan baik, mampu
menciptakan kondisi kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan media dan
memilih sumber, memahami cara atau metode yang digunakan, memiliki keterampilan
mengkomunikasikan program serta memahami landasan-landasan pendidikan sebagai
dasar bertindak.
2.5
Hasil Belajar
Proses perubahan prilaku baik perubahan yang
menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap dan bahkan segala aspek yang
ada pada pribadi berkat pengalaman dan latihan itu merupakan belajar (Djamarah
& Zain, 2010:10).
Menurut Abdillah (dalam Aunurrahman, 2011:35)
mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu
dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek-aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik untuk memperoleh
tujuan tertentu”.
Adapun perubahan prilaku sebagai akibat belajar merupakan hasil
belajar. Sebagaimana Sudjana (2005:3) hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku yang telah terjadi melalui proses pembelajaran.
Perubahan tingkah laku tersebut berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah
aktifitas belajar yang menjadi hasil perolehan belajar. Dengan demikian hasil
belajar merupakan perubahan pada individu setelah mengalami pembelajaran.
Menurut Sukmadinata (2003:102) hasil belajar merupakan
realisasi atau pemekaran kecakapan–kecakapan potensial atau kapasitas yang di
miliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya,
baik prilaku dalam penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir ataupun
keterampilan motorik. Hampir sebagaian terbesar dari kegiatan atau prilaku yang
diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Sudjana
(2005:22) mengemukakan bahwa, “hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan hasil merupakan
perubahan yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif
berkaitan dengan pengetahuan, afektif berkaitan dengan sikap atau prilaku siswa
dan psikomotor berkaitan dengan ketrampilan yang dimilikinya.
2.6
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Hasil Belajar
Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran dapat menentukan
kesuksesan siswa dalam belajar, sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Berhasil tidaknya suatu pembelajaran tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami
oleh siswa. Sebagaimana yang dikemukakan Slameto (2010:54) ada dua faktor yang
mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yaitu:
Faktor ekstern (yang berasal dari luar diri siswa) dan intern (dari dalam diri siwa). Faktor ekstern yaitu
faktor yang berasal dari luar diri individu seperti lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, sedangan faktor intern yaitu tiga tahap bagian yaitu faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani), faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh) dan faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, keterampilan dan kesiapan belajar). Faktor tersebut berdampak dan berpengaruh terhadap prestasi belajar.
|
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Hal ini disebabkan
karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik
(Sugiyono, 2009:13). Jenis penelitian menggunakan jenis korelasi yang bertujuan
untuk melihat hubungan antara interaksi guru
dengan hasil belajar siswa.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Sugiyono (2009:117) mengatakan bahwa “populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi bukan hanya
orang tetapi juga benda lainnya. Maka berdasarkan pengertian tersebut yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri 18 Banda Aceh.
Adapun
menurut Sugiyono (2009:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi”. Karena teknik sampling yang akan digunakan adalah
sampling jenuh maka semua anggota populasi dijadikan sampel. Hal ini dilakukan
bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang (Sugiyono, 2009:125). Adapun siswa kelas VI SD Negeri 18 Banda Aceh berjumlah
27 Siswa.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun
untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan
cara:
1.
Observasi
Dalam
observasi ini peneliti memilih sebagai Observasi Nonpartisipan sehingga pada
penelitian ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen,
dalam hal ini peneliti mencatat, menganalisis, dan selanjutnya dapat membuat
kesimpulan tentang interaksi edukatif guru dengan
siswa.
2.
Kuesioner (Angket)
Angket
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2009:199). Pemberian angket digunakan untuk memperoleh data dan
informasi tentang pengaruh interaksi
guru dengan siswa
menggunakan angket berisi pernyataan/pertanyaan tertutup.
3.4 Teknik Analisis Data
Menurut
Sugiyono (2009:214) untuk
menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel
dependen maka menggunakan rumus korelasi product
moment :
Dimana:
Menurut
sugiyono (2009:257) pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi
berdasarkan table berikut:
Interval Korelasi
|
Tingkat hubungan
|
0,00 – 0,199
|
Sangat
rendah
|
0,20 – 0,399
|
Rendah
|
0,40 – 0,
599
|
Sedang
|
0,60 – 0,799
|
Kuat
|
0,80 – 1,000
|
Sangat kuat
|
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka
Cipta.
Aunurrahman.
2011. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Djamarah,
M.Ag. 2005.Guru dan Anak Dalam Interaksi
Edukatif, jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Djufri, M.Si dkk. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi, Banda Aceh:
FKIP Unsyiah.
Khadijah
M.Ag. 2013. Belajar dan Pembelajaran,
Bandung : Citapustaka Media.
Sukmadinata, Syaodih.,Nana. 2003. Landasan
Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Slameto,
2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta:
Rineka Cipta.
Sardiman
A.M. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada.
Sudjana. 2005. Metoda
Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono, 2009.Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:Alfabeta
Usman,
Moh Uzer. 2008. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: Remaja Rosdakarya.